Perubahan
Makna Kata Pada Artikel “Pelajar Deklarasi Tolak Penyalahgunaan Narkoba”
Dalam
Harian Suara Merdeka Edisi 2 April 2016
OLEH :
Tyas Ardining Mukti
NPM 1513500126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERISTAS
PANCASAKTI TEGAL
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang
digunakan manusia, salah satu bagian alat komunikasi antar anggota masyarakat
berupa simbol-simbol bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia (bunyi ujaran) dan
bersifat arbitrer. Bahasa juga merupakan perwujudan tingkah laku manusia, baik
lisan maupun tulisan sehingga orang dapat mendengar, mengerti serta merasakan
sesuatu yang dimaksud. Dalam bahasa terdapat beberapa kajian. Salah satunya
mengkaji makna kata yang disebut Semantik (Chaer, 2013 : 1).
Semantik mengkaji arti kata, seluk beluk,
pergeseran arti kata-kata yang berhubungan dengan makna suatu wicara . Semantik
dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani Sema (Kata benda yang berarti
“tanda” atau “lambang” yang dikemukakan oleh (Ferdinand de saussure 1996, dalam ullman stephen 2007: 16) kata kerjanya adalah semaino yang berarti menandai
atau melambangkan). Semantik merupakan bidang linguistik yang mempelajari
hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Bidang
studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa (Chaer,
2013 : 2).
Makna sebuah kata dapat berubah karena
faktor dalam kehidupan. Makna kata baru menjadi jelas kalau digunakan dalam
suatu kalimat. Perkembangan makna mencakup segala hal tentang makna yang
berkembang, berubah dan bergeser. Gejala perubahan makna merupakan akibat
perkembangan makna merupakan akibat perkembangan makna dari pemakai bahasa.
Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan pikiran manusia (Djajasudarma,
2008 : 62).
Peranan surat kabar dalam pembinaan
bahasa dapat bersifat positif, namun juga bersifat negatif. Apakah bahasa yang
digunakan oleh pers adalah bahasa yang baik terhadap masyarakat atau tidak.
Surat kabar merupakan sumber informasi tertulis yang memuat berbagai macam
tulisan tentang suatu hal atau peristiwa. Bahasa surat kabar harus jelas dan
mudah dipahami oleh pembaca. Dalam menyampaikan informasi si penulis harus
menulis berita yang isinya mudah dipahami pembaca. Apabila penulis menuliskan
isi berita yang tidak mudah dipahami, tentunya pembaca akan sulit mengerti
makna tulisan tersebut.
Sehubungan dengan uraian diatas, penulis
tertarik untuk menganalisis perubahan dan perkembangan makna kata yang
digunakan dalam harian tersebut. Selain itu, harian suara merdeka mempunyai
kalangan pembaca sehingga harian ini menarik untuk diteliti menjadi objek
penelitian penulis yang berjudul : “Perubahan Makna Kata Pada Artikel “Pelajar
Deklarasi Tolak Penyalahgunaan Narkoba” Dalam Harian Suara Merdeka Edisi 2
April 2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, masalah yang akan diteliti penulis sebagai berikut :
1. Bagaimanakah
penggunaan kata di harian suara merdeka?
2. Apa
sajakah jenis-jenis perubahan makna kata di harian suara merdeka?
3. Bagaimana
implikasi hasil terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah tersebut, tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.
Dapat memahami penggunaan kata di harian
suara merdeka
2.
Dapat menyebutkan jenis-jenis perubahan
makna kata di harian suara merdeka
3.
Dapat menjabarkan implikasi hasil
terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini
penulis berharap akan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1.
Menambah pengetahuan tentang perubahan
makna kata di harian suara merdeka sebagai salah satu bahan penelitian yang
akan menganalisis perubahan makna kata di surat kabar.
2.
Menambah wawasan bahwa perubahan makna
kata berfungsi untuk perkembangan bahasa indonesia.
3.
Menambah rasa ingin tahu terhadap
penggunaan kata di surat kabar sehingga melatih kita untuk bersikap kritis.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian Sematik
Kata
semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu
salah satu dari tiga tataran analisis bahasa : fonologi, gramatika, dan semantik.
Kata semantik disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik
yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya. (Chaer : 2013 : 2).
Sebuah
kata misalnya buku, terdiri atas unsur lambang bunyi yaitu (b-u-k-u) dan konsep
atau citra mental benda-benda (objek) yang dinamakan buku. (Menurut Ogden dan
Richard, dalam suwandi :2008 : 54), dalam karya klasik tentang “Teori Semantik
Segi Tiga”, kaitan antara lambang, citra mental atau konsep dan referen atau objek
dapat dijelaskan bahasa semantik mengkaji makna tanda bahasa, yaitu kaitan
antara konsep dan tanda bahasa yang melambangkannya.
Dalam
analisis semantik juga harus disadari, karena bahasa itu bersifat unik dan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masalah budaya maka, analisis suatu
bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tetapi tidak dapat digunakan untuk
menganalisis bahasa lain. Umpamanya, kata ikan dalam bahasa indonesia merujuk
pada jenis binatang yang hidup dalam air dan biasa dinamakan lauk.
Pandangan
yang bermacam-macam dari para ahli menjadikan para ahli memiliki perbedaan
dalam mengartikan semantik.
1. Charless
Morrist, Semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda tersebut.
2. J.W.M
Verhaar, semantik berarti teori makna atau teori arti, yakni cabang sistematik
bahasa yang menyelidiki makna atau arti.
3. Dr.
Mansoer Pateda, Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna.
B. Pengertian Perubahan Makna
Makna merupakan
istilah yang paling ambigu dan paling kontroversial dalam teori tentang bahasa.
Makna sebuah kata tidak akan berubah maka secara diakronis ada kemungkinan bisa
berubah. Jadi, sebuah kata yang pada suatu waktu dulu bermakna ‘A’, pada waktu
sekarang bisa bermakna ‘B’ dan pada suatu waktu kelak mungkin bermakna ‘C’ atau
‘D’.
Sebab-sebab
perubahan makna :
1. Perkembangan
dalam ilmu sosial dan teknologi
2. Perkembangan
sosial dan budaya
3. Perbedaan
bidang pemakaian
4. Adanya
Asosiasi
5. Pertukaran
tanggapan indra
6. Perbedaan
tanggapan
7. Adanya
Penyingkatan
8. Proses
Gramatikal
9. Pengembangan
Istilah
C. Jenis Perubahan Makna
1. Meluas
Yang dimaksud perubahan makna meluas
adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya
memiliki sebuah ‘makna’, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi
memiliki makna-makna lain. Umpamanya kata “Saudara” pada mulanya hanya bermakna
“seperut” atau “sekandungan”. Kemudian maknanya berkembang menjadi ‘siapa saja
yang sepertalian darah’. Akibatnya anak paman pun disebut “saudara”. Lebih jauh
lagi selanjutnya siapa pun yang masih mempunyai kesamaan asal usul disebut juga
saudara.
2. Menyempit
Yang dimaksud dengan perubahan
menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya
mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada
sebuah makna saja. Contoh kata “ahli” pada mulanya berarti ‘Orang yang termasuk
dalam satu golongan atau keluarga’ seperti dalam frasa ahli waris yang berarti ‘Orang yang termasuk dalam satu kehidupan keluarga’,
dan juga ahli kubur yang berarti ‘orang-orang yang sudah di
kubur’. Kini kata ahli sudah menyempit maknanya karena hanya berarti ‘orang
yang pandai dalam satu cabang ilmu seperti ahli sejarah, ahli purbakala, ahli
bedak dsb.
3. Perubahan
Total
Yang dimaksud dengan perubahan total
adalah berubahnya sama sekali makna sebuah kata dan makna asalnya. Memang ada
kemungkinan makna yang dimiliki sekarang masih ada sangkut pautmya dengan makna
asal, tetapi sangkut pautnya ini tempatnya sudah jauh sekali. Misalnya, kata
ceramah pada mulanya berarti ’cerewet’ atau ‘banyak cakap’ tetapi kini berarti
‘pidato atau uraian’ mengenai suatu hal yang disampaikan di depan orang banyak.
4. Penghalusan
Gejala ditampilkannya kata-kata atau
bentuk-bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus, atau lebih sopan
daripada yang akan digantikan. Misalnya kata ‘penjara’ atau bui diganti dengan
kata ungkapan yang lebih halus menjadi dimasukkan ke lembaga pemasyarakatan.
5. Pengasaran
Yaitu usaha untuk mengganti kata yang
maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar. Misalnya
ungkapan “masuk kotak” dipakai untuk mengganti kata “kalah”.
6. Pertukaran
Makna
Kata-kata yang mengalami pertukaran
makna dalam hal tanggapan indera akan makna tersebut, seperti kata yang biasa
diterima oleh telinga bisa diterima oleh mata dan seterusnya. Misal kata indah
sejatinya hanya bisa dirasakan oleh indera penglihatan yang berarti bagus, kini
bisa juga diterima oleh indera pendengaran yang berarti merdu.
7. Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata
yang terjadi karena persamaan sifat. Asosiasi disebabkan oleh adanya perbedaan
penggunaan kata pada suatu masyarakat. Misalnya kata “kursi”, makna kursi yang
berarti tempat duduk mengalami asosiasi yang berarti kedudukan, jabatan atau
pangkat.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Penggunaan Kata di Harian Suara
Merdeka
Menurut Anwar (dalam Sumadiria,
2008:6), bahasa jurnalistik atau bahasa pers adalah salah satu ragam bahasa
yang memiliki sifat-sifat khas, yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar,
jelas, lugas, dan menarik. Meskipun demikian, bahasa jurnalistik yang baik
haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan
kalimat yang benar dan pilihan kata yang cocok. kesalahan penggunaan bahasa
yang paling mencolok dari media massa yang kemudian diikuti oleh masyarakat
adalah kesalahan dalam pemakaian kata, memenggal kata berpasangan yang
idiomatis, kesalahan pada struktur kalimat, penghilangan imbuhan dalam judul
berita, pemenggalan kata yang tidak tepat, dan penyalinan tanpa mengubah
sedikit pun bahasa lisan menjadi bahasa tulis.
Kesalahan penerapan ejaan yang
ditemukan dalam surat kabar Harian Suara Merdeka mencakup: 1) kesalahan
penggunaan tanda baca, 2) kesalahan
penulisan huruf , dan
3) kesalahan penulisan kata. Kesalahan penggunaan tanda baca terdiri atas
kesalahan penggunaan tanda titik dan tanda koma. Kesalahan penulisan huruf
terdiri atas kesalahan penulisan huruf miring dan kesalahan penulisan huruf kapital.
Kesalahan penulisan kata terdiri atas kesalahan penulisan nama tempat, kesalahan
penulisan kata depan dan awalan, dan kesalahan pengejaan kata. Kesalahan
penerapan ejaan yang paling sering muncul adalah kesalahan penggunaan tanda
koma. Kesalahan ini muncul hampir di setiap kalimat. Berikut ini adalah contoh
kesalahan penggunaan tanda koma.
Kesalahan penataan pernalaran yang
terdapat dalam Harian suara merdeka umumnya terjadi karena kesalahan
dalam penarikan simpulan. Dalam satu kalimat terdapat dua ide yang tidak
berhubungan, bahkan ada juga yang bertentangan. Selain itu, terdapat
juga ide yang tidak bisa diterima secara logika.
B. Jenis-jenis Perubahan Makna Kata di
Harian Suara Merdeka
Dalam harian suara merdeka edisi 2
April 2016, pada artikel “Pelajar Deklarasi Tolak Penyalahgunaan Narkoba”
penulis menemukan sejumlah penggunaan kata yang mengalami beberapa perubahan
makna, yaitu :
1. Melus
-
Gelap : Dulu makna gelap adalah tidak
terlihat, sekarang maknanya meluas menjadi sembunyi-sembunyi misal ungkapan
“Peredaran gelap narkotika”.
-
Selembar : Dulu makna selembar adalah
diberikan pada “satu kertas”, sekarang maknanya meluas menjadi selembar spanduk
/ tisu.
-
Kepala : Dulu “kepala” maknanya adalah
hanya bagian tubuh atas, sekarang makna “kepala” menjadi “ketua, atasan dan
pimpinan” misalnya “kepala sekolah”.
-
Tim : Dulu makna tim adalah “club”
olahraga seperti pada sepak bola atau basket. Sekarang makna tim bisa menjadi
sekelompok orang yang akan melakukan suatu tujuan tertentu misalnya “Tim penggerak
PKK”.
-
Duduk : Makna kata duduk dulu adalah
“meletakkan tubuh di kursi dengan bertumpu pada pantat, sekarang maknanya yaitu
bisa “Menempati jabatan dan sebagainya”.
-
Dunia : Makna dulunya hanya “alam
semesta” sekarang maknanya menjadi meluas “terkenal” pada ungkapan “mendunia”.
2. Menyempit
-
Pelajar : Dulu makna kata pelajar yaitu
orang-orang yang sedang mencari ilmu, sekarang makna pelajar adalah orang yang
masih bersekolah antara ad-sma.
-
Tokoh : Makna kata tokoh dulu hanya
orang yang memerankan sebuah karakter, sekarang maknanya menyempit menjadi
salah seorang yang terkemuka dan inspiratif di kalangannya.
-
Pecandu : Dulu maknanya kegemaran /
kesukaan sekarang mengalami penyempitan makna menjadi hal negatif “Pecandu
narkoba”.
3. Penghalusan
-
Obat berbahaya : Makna kata obat
berbahaya dalam artikel ini mengalami penghalusan kata dari kata “Narkoba”.
-
Fenomena : Makna kata ini mengalami
penghalusan dari kata “peristiwa/kejadian mengkhawatirkan”.
-
Meninggal : Makna kata ini mengalami
penghalusan dari kata “mati”.
-
Sanksi : Makna kata ini mengalami
penghalusan dari kata hukuman.
-
Dosis : Makna kata ini menglami
penghalusan dari kata “Ukuran / takaran”.
4. Pengasaran
-
Narkoba : Makna kata ini mengalami
pengasaran dari kata obat berbahaya.
-
Pengedar : Makna kata ini mengalami pengasaran
dari kata penjual.
-
Mati : Makna kata ini mengalami
pengasaran dari kata wafat atau meninggal.
-
Pecandu : Makna kata ini mengalami
pengasaran dari kata penggemar atau penyuka.
5. Pertukaran
Makna
Dalam artikel ini tidak terdapat kata yang mengalami
pertukaran makna.
6. Asosiasi
Dalam artikel ini tidak terdapat kata yang mengalami
persamaan makna (Asosiasi).
C. Implikasi Hasil Terhadap
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dilihat dari hasil analisis pertukaran
makna kata dalam artikel di harian suara merdeka maka implikasinya terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu agar siswa dapat memahami bentuk-bentuk
perubahan makna yang terjadi seiring dengan perkembangan zaman terutama siswa
dapat memperhatikan bentuk makna kata yang halus untuk diterapkan guna memperbaiki
ucapan dan etika baik di rumah , sekolah maupun masyarakat. Dan sebagai bekal
siswa untuk lebih kritis lagi terhadap kata yang dianggap memiliki banyak makna
ganda. Dan siswa dapat memilih kata yang sesuai untuk diucapkan.
BAB
IV
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah melakukan
analisis terhadap perubahan makna pada artikel di harian suara merdeka edisi 2
April 2016, terdapat beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam simpulan ini,
yaitu :
1. Terdapat
6 kata perubahan makna meluas yang terdiri dari kata : Kepala, gelap, tim,
selembar, duduk dan dunia.
2. Terdapat
3 kata perubahan makna menyempit yang terdiri dari kata : pelajar, tokoh dan
pecandu.
3. Terdapat
5 kata perubahan makna penghalusan yang terdiri dari kata : Obat berbahaya,
fenomena, meningga, sanksi, dan dosis.
4. Terdapat
4 kata perubahan makna pengasaran yang terdiri dari kata : Narkoba, pengedar,
mati, dan pecandu.
B. Saran
Setelah mengetahui berbagai macam perubahan
makna yang ada dalam artikel di harian suara merdeka, maka penulis berharap
agar kita lebih kritis lagi terhadap setiap perubahan makna yang terjadi
sekitar kita agar kita lebih bisa memilih kata yang tepat untuk diucapkan.
Mengingat besarnya pengaruh perubahan
makna kata dalam Bahasa Indonesia yang timbul seiring berjalannya zaman dalam
memperkaya bahasa, maka penelitian ini perlu ditindak lanjutkan.
Daftar
Pustaka
Chaer Abdul. 2013. Pengantar
Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta.
Sumadiria, AS Haris. 2008. Bahasa
Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis. Cetakan II. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Suwandi, Sarwiji. 2008. Serbalinguistik:
Mengupas Pelbagai Praktik Berbahasa.Cetakan I. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Ullman Stephen. 2007. Pengantar
Semantik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
cukup membantu...
ReplyDeletethanks.. referensi..
ReplyDeletebisa menjadi referensi juga.makasih ;)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletethanks semoga membantu yaa...
ReplyDelete